Showing posts with label alkutub. Show all posts
Showing posts with label alkutub. Show all posts

Sunday, 21 October 2012

My Shopping Bag

2012/2013 semster 1 academic session ended last friday on 19 October 2012. Next second semester will be my relaxing semester (jangan mimpi) since i'm not taking lecture. Taking lecture (teaching lecture) need a lot of time to prepare, i enjoy my lecture but we have rotation. So i miss the chance since i took lecture for both semester (sem 1 and sem 2). Then i need to take many tutorial groups and lots of script to be check later (that is hidden agenda why i choose to teach lecture). Can you get the point hahaa..i hate marking papers.

Well, since we have finish our academic session this first semester and tomorrow study week will start, what will the lecturers do?

I have my own plan. Finishing my R&D. ABSOLUTELY it is the hardest part. (jangan mimpi mau sambung sarjana kalau research kecil pun malas).

Okay, i will finish it soon, yes as soon as possible by one condition; students are not allow to ask me question. Is it possible?

Okay, insyaAllah and as a reward, i filled my shopping bag. Need to mention here i bought 5 books with free shipping from mphonline.com. What are the 5?

1. Ensiklopedia Solat by Hashim Yahya
2. 7 Habits Highly Effective People by Stephen Covey
3. Doktor Umum by Mahathir Mohamad
4.Di Mana Allah di Hatimu by Pahrol Mohd Juoi
5. Hamparan Shamrock by Hasrizal Jamil

Please Allah, i'm asking the strength to read these books and to practice the knowledge. 

Amal Harun
Labuan.

Note: Now having a bit depression since nothing to do (penipu gila-gila) and counting days to start holiday.


Monday, 17 September 2012

Bersyukur saat diuji

Imej dari google. Bacalah buku ni, baca, baca!

Alhamdulillah, cuti 3 hari memberi kesempatan menghabiskan buku yang separuh dibaca sebelum Ramadhan. Banyak sebenarnya buku saya yang dibaca tetapi masih berbaki beberapa bab akhir, konon sayang nak habiskan.

Saya tak berniat mahu membuat ulasan buku di sini. Kalau anda mahu membaca 'review' buku ini di sini, anda telah tersalah tempat. Heheee saya memang tidak bijak menulis ulasan. Tujuan entri ini ditulis ialah untuk menyeru semua orang membaca buku ini. Ia disampaikan dengan bahasa mudah, jelas dan tepat dengan isi yang hendak disampaikan.

Kenapa mesti baca buku ini?? Sebab dalam hidup kita akan sentiasa ada ujian. Ujian dalam bentuk kesusahan dan kenikmatan. Bagaimana menghadapi ujian itu bergantung kepada kita sendiri. Kepercayaan kita membentuk bagaimana kita menghadapinya. Kita percaya yang setiap ujian datang senang dan susah adalah cara Allah mahu kita lebih dekat dengan Dia. Dengan kata lain mahu kita lulus ujian dengan markah terbaik. Mahu kita jadi hambanya yang baik.

Bacalah buku ini supaya kita boleh melihat dan menghadapi ujian dengan baik dan berjaya. Ujian yang biasa berlaku di kalangan manusia, mudah-mudahan memberi kesan signifikan mendekatkan diri kepada Allah dan jadi hamba yang makin baik.

Contohnya, bila kita ditimpa ujian, kita jadi runsing, mengeluh dan dan mula bercerita tentang permasalahan kita. Baik kepada rakan, atau coretan di FB. Secara wajib, 17 kali kita berikrar kepada Allah setiap hari akan ayat ini:

 " Engkaulah yang kami sembah, dan kepada Engkaulah saja kami memohon pertolongan"

Ironinya kita selalu meminta dan mengadu masalah kita kepada selain Allah. Buku ini secara konsisten mengajak kita terus memohon kepada Allah, menghadapi ujian, melihat kehidupan dan hakikat berdoa. Bacalah.

Amal Harun
Labuan

Saturday, 13 August 2011

Catatan Ramadhan 12: Kitab Cikgu

inilah buku sejak tahun pertama di universiti sampai zaman kerja.


Paling penat, baru sampai 2 jam di pejabat setibanya dari lapangan terbang, saya menerima surat panggilan mesyuarat. Tugasan khas selain aktiviti pengajaran dan pembelajaran memang menyesakkan dan menghilangkan fokus. Kegagalan saya mengurus tugas-tugas khas dengan baik menyebabkan saya gagal memberi khidmat terbaik mengajar pelajar saya.

Ketika mahu mencetak iklan program ihya'ramadhan, saya diserbu seorang demi seorang pelajar, kumpulan demi kumpulan. Adakalanya soalan yang diajukan, gagal untuk saya jawab atas alasan saya sudah lupa, topik tersebut merupakan kebencian saya dan saya tidak sempat membuat ulangkaji!

Akibatnya salah teknik, ia sangat bahaya!!! Pelajar akan faham dan ingat apa yang diajar untuk kali pertama, tetapi jika kita mahu betulkan konsepnya, ia memang sukar dan dia tetap berpegang kepada yang pertama.

Saya cemas, tertekan dengan kesilapan yang dibuat, saya cari pelajar tersebut.

"Samantha, i teach you wrongly" saya cemas dan bersalah. Kesilapan itu terlalu kecil, tetapi konsep yang dipegang sangat besar jika salah.

"What miss? ya okay, teach me, teach me" dia pula lebih cemas.

Lega, hujung minggu ialah masa menelaah kitab Kimia. Jangan ulang kesilapan!


Tuesday, 17 May 2011

Magazine; as hot as volvano lava

Few things on Earth rival the searing spectacle of a volcano. It’s a force of nature most of us prefer to observe from a very long and safe distance. Not volcanologist Ken Sims. He, along with National Geographic photographer Carsten Peter, could never be satisfied with anything less than standing on the edge of an erupting volcano. In fact, even standing on the edge of an erupting volcano wasn’t enough for Sims. As part of his research, he rappelled down into the maw of Nyiragongo, a volcano in the Democratic Republic of the Congo, to gather fresh lava from a molten lake boiling at 1800° Fahrenheit.

Nyiragongo is one of the most active and least understood volcanoes in the world. It’s also a threat to nearly a million residents of Goma, a city in this war-torn part of the world. Both Sims and Peter understood the nature of the geologic beast they were dealing with and were prepared to take risks. Sims wanted a sample of lava to help him predict eruptions. Peter wanted a photograph of Sims at work.

In this month’s issue Peter documents the descent into the fiery heart of Nyiragongo. It was a quest, I’m proud to say, funded in part by a National Geographic Society grant. “It was a dream come true,” Peter says of the experience. “You felt the pulse of the Earth through your body.” from national geographic magazine.

Finally, i get my copy of this magazine. Pleasure to read it! Enjoy the photos in it!

Amal Harun

Labuhan Island

Sunday, 18 July 2010

Sebelum anda mengambil keputusan besar itu


saya pernah terbaca buku ini, ia mungkin sangat berguna kepada mereka yang bakal membuat keputusan menikah. Keputusan yang dibina atas dasar kesediaan diri dan bukan sekadar angan-angan idealistik.

Sila ikuti kupasan yang di'copy and paste'



PERSIAPAN MENUJU PERNIKAHAN

Minimal ada 4 hal yang harus dimiliki oleh seseorang ketika ia ingin memasuki gerbang pernikahan:
1Kesiapan Pemikiran
2Kesiapan Psikologis
3Persiapan Fisik
4Persiapan Finansial

KESIAPAN PEMIKIRAN

1mempunyai kematangan visi keislaman
2mempunyai kematangan visi kepribadian
3mempunyai kematangan visi pekerjaan

KEMATANGAN VISI KEISLAMAN

Artinya, mempunyai dasar-dasar pemikiran yang jelas tentang identitas ideologinya.
Artinya, mengetahui MENGAPA ia menjadi muslim

“Di dalam hidup ini, kita akan sesekali menghadapi banyak alternatif. Saat itu, kita akan banyak menghadapi masalah yang pemecahannya sangat ditentukan oleh kematangan pengetahuan tentang MENGAPA kita menjadi muslim, sehingga kita mampu dihadapkan pada berbagai pilihan dalam kehidupan riil.”

KEMATANGAN VISI KEPRIBADIAN

Artinya, mempunyai konsep diri yang jelas
Artinya, mengetahui apa kelemahan dan kekuatannya, apa ancaman yang bisa meruntuhkan dirinya, tahu peluang berdasarkan potensi yang ada dalam dirinya.

“Pemahaman diri yang benar tentang diri sendiri akan melahirkan penerimaan diri yang baik. Membuat kita menerima diri secara apa adanya. Tidak menganggap diri kita melebihi kapasitasnya atau kurang dari kapasitasnya.”

“Saya sarankan pada Anda yang belum menikah, bahwa ketika kita mencari pasangan, jangan pernah bermimpi mencari pasangan yang ideal, tapi carilah PASANGAN YANG TEPAT.”

“Kita tidak sedang berpikir mencari istri atau suami yang unggul. Carilah istri yang tepat dengan bingkai kita, dengan kepribadian kita.”

“Sebab ternyata,
tidak semua orang cerdas membutuhkan orang yang cerdas lain,
tidak semua orang gagah membutuhkan wanita cantik,
tidak semua orang hebat membutuhkan orang hebat.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh banyak orang, menemukan bahwa kebanyakan orang besar dalam sejarah, ternyata memiliki pasangan yang bersahaja dan sangat sederhana.”

Kalau kita mampu menerima diri kita dengan baik, setelah menikah pada umumnya kita juga mampu menerima pasangan kita dengan baik.

INGAT!!!!
Bukan istri atau suami yang unggul.
Tapi,
Istri atau suami yang TEPAT.

KEMATANGAN VISI PEKERJAAN

Yusuf Qardhawi: “Pertama ada ilmu lalu iman. Ilmu menghasilkan iman. Iman menghasilkan kekhusyukan. Inilah yang menggerakkan hati untuk beramal.”

Ilmu yang terkait dengan perkawinan:
1hak dan kewajiban suami-istri
2masalah pendidikan (anak)
3masalah kesehatan
4masalah seksual

KESIAPAN PSIKOLOGIS

Artinya, kematangn tertentu secara psikis untuk menghadapi berbagai tantangan besar dalam hidup, untuk menghadapi tanggung jawab, untuk menghadapai masa-masa kemandirian.

“Kesiapan psikologis pada keseimbangan emosi di dalam jiwa kita. Ambivalensi dari rasa takut dan rasa berani. Ambivalensi dari rasa cinta dan benci. Ambivalensi antara harapan dan realisme.”

Paling sering kita alami dalam pernikahan adalah fluktuasi emosi yang cepat ketimbang saat kita masih bujang.

Sebagai istri, kata Rasulullah, kalau dilihat suaminya, ia menggembirakan. Seorang istri membutuhkan kemampuan psikologis luar biasa untuk setiap saat mampu melakukan 3 pekerjaan sekaligus: SEKRETARIS, RESEPSIONIS, PRAMUGARI.

KEMATANGAN FISIK

Kematangan fisik menjadi persyaratan mutlak dalam sebuah perkawinan

(komentar Diana nih: kadang pa Anis Matta tuh bombastis, tapi gerrr juga jadinya : ), lihat nih pernyataan beliau di bawah ini)
“Fisik yang perlu kita perhatikan bukan berarti harus membuat orang tertarik. Cukuplah bila tidak membuat orang lari ketika melihat kita.”

Olahraga yang dianjurkan dalam Islam: menunggang kuda (kekuatan), berenang (kecepatan), dan memanah (kejelian).

KESIAPAN FINANSIAL

Artinya, perkawinan juga kerja ekonomi, bukan sekedar kerja cinta.

“Seorang wanita juga perlu mempertanyakan kepada calon suaminya tentang masalah finansial. Tidak berarti bahwa wanita itu materialistis. Tidak demikian. Seorang wanita perlu yakin bahwa suami yang mampu mengatakan I Love You 1000x sehari juga bisa memberikan susu bagi anak-anaknya. Paling bagus, beri susu buat anak-anak, nafkah buat istri, lalu katakan I Love You. Anda bisa memberikan susu, tapi tidak mengatakan I Love You, itu juga salah. Dua-duanya perlu.”

“Kita harus melihat sesuatu dengan rasional. Unsur Romantika sangat penting ada karena akan membuat hidup jadi indah. Romantika yang bagus dibangun di atas Realisme. Realisme tapi juga Romantis. Realistis tapi tidak Romantis, jadi kaku.”
(komentar Diana: pa Anis Matta ini, dalam catatan di kepalaku, masuk sebagai yang nomor dua dalam daftar suami-suami romantis : ), yang nomor satunya Aa Gym. Bapakku sendiri memang bukan yang tipe romantis, walaupun beliau baik banget. Semoga kelak suamiku adalah suami romantis, kalau pun engga, ntar akan di-training intensive hihi.. ^_^)

MENJALIN KEHARMONISAN

Perasaan ibadah melekat di dalam pikiran setiap orang yang ada di dalam rumah itu, sehingga misi kemudian membentuk satu muatan bahwa setiap anggota rumah adalah orang yang berjalan menuju Allah SWT.

Dengan nuansa ibadah, kita akan menemukan pengorbanan. Semua keringat yang keluar adalah sumber utama kenikmatan di dalam hidup, suatu kegembiraan jiwa.

Agar mampu membangun keharmonisan, setiap orang haruslah memiliki kemampuan ntuk memahami orang lain. Anda tidak mungkin mampu memahami orang lain dengan baik, kecuali jika Anda telah lebih mampu memahami Anda sendiri.

Sebenarnya struktur kejiwaan manusia memiliki berbagai kesamaan. Apa yang menggembirakan kita pada umumnya juga menggembirakan orang lain.

Kemampuan MENCINTAI dengan arti bahwa Anda menerima orang lain apa adanya, menerima secara utuh dengan segala kelebihan dan kekurangannya, kekuatan dan kelemahannya.

Pada tingkat berikutnya, kita menginginkan kebaikan bagi orang itu. Apapun yang kita lakukan, selalu berorientasi agar orang menjadi lebih baik.

Memberikan waktu kita bagi orang lain. Perhatian dan keinginan yang lebih banyak untuk membahagiakan. Kemampuan MEMPERHATIKAN merupakan kemampuan jiwa yang luar biasa besarnya.

Berbagai teknik berhubungan, muncul dari kemampuan dasar. Kemampuan memperhatikan, memahami, mencintai, mengembangkan diri, dst. Untuk memiliki kemampuan dasar, ketrampilan utamanya adalah KETRAMPILAN KOMUNIKASI. Ketrampilan ini lahir dari pengetahuan kita tentang jiwa manusia.

Perasaan kita tentang orang lain, diungkap setiap saat, baik suka pun tidak suka. Nyatakan cinta Anda dengan tindakan dan kata-kata. Bahkan pujian sekalipun, jelas kita semua sedang beribadah. Kelelahan akan berkurang kalau kita mendengar berita gembira, artinya, sebelum mendapatkan di surga, sebaiknya kita mendapatkan di dunia.

Rasulullah mengajak kita unytuk memenuhi rumah dengan panggilan yang indah dan kalimat-kalimat yang baik.

“Setelah saya renungi, mengapa Islam perlu menyatakan secara verbal, hikmah yang saya temukan adalah ternyata setiap kita membutuhkan penguatan dari waktu ke waktu.”

Yang penting bagi kita mulanya, bukan mencari pasangan yang baik, tetapi berusaha untuk menjadi pasangan yang baik.

PENUTUP

Selain keterarahan, keharmonisan, konsistensi dan berbagai sarana fisik, jangan lupakan misi sebuah rumah tangga Islami.

Keluarga dimulai dari 2 orang yang bertemu menjadi suami-istri, kemudian bertambah anggotanya dengan anak-anak yang lahir. Keluarga ini harus mengupayakan agar setiap anggota memiliki misi yang sama.

Bila misi yang sama telah tertanam di dada, maka setiap orang yang ada di keluarga itu akan merasakan bahwa rumah tangga ini hanyalah satu perahu dari sekian banyak perahu yang berlayar menuju Allah SWT.





Judul Buku: Sebelum Anda Mengambil Keputusan Besar Itu
Penulis: H.M. Anis Matta, Lc
Penerbit: Syamil, Maret 2003

Friday, 12 June 2009

A Thousand Splendid Suns

The novel is divided into four parts. The first part focuses exclusively on Mariam, the second and fourth parts focus on Laila, and the third part switches focus between Mariam and Laila with each chapter.

Mariam lives in a house with her mother. Jalil, her father, is a wealthy man who lives in town with three wives and several children. Because Mariam is his illegitimate daughter, she cannot live with them, but Jalil visits her every Thursday. On her fifteenth birthday, Mariam wants her father to take her to see Pinocchio at the movie theater. When he does not show up, she hikes into town and goes to his house. He refuses to see her, and she ends up sleeping on the porch. In the morning, Mariam returns home to find that her mother has hanged herself out of fear that her daughter has deserted her.


Mariam is then taken to live in her father's house. Jalil arranges for her to be married to Rasheed, a shoemaker from Kabul. In Kabul, Mariam quickly becomes pregnant, but the child miscarries, and Rasheed becomes abusive towards his young bride.

In the same neighborhood live a girl named Laila and a boy named Tariq, who are close friends, but careful of social boundaries. War comes to Afghanistan, and Kabul is bombarded by rocket attacks. Tariq's family decides to leave the city, and the emotional farewell between Laila and Tariq ends with them having sex. Laila's family also decides to leave Kabul, but as they are packing a rocket destroys the house and kills her parents. Laila is taken in by Rasheed and Mariam.

After recovering from her injuries, Laila discovers that she is pregnant with Tariq's child. She arranges to marry Rasheed, who is eager to have a young and attractive second wife. Laila, who has been told that Tariq is dead, gives birth to Aziza, a daughter. Rasheed is unhappy and suspicious, and he becomes more abusive. Mariam and Laila eventually become confidants. They plan to run away from Rasheed and leave Kabul, but they are caught at the bus station. Rasheed beats them and deprives them of water for several days, almost killing Aziza. Just because they were travelling without 'mahram'.

A few years later, Laila gives birth to Zalmai, Rasheed's son. The Taliban has risen to power, and there is a drought, and living conditions in Kabul become poor. Rasheed's workshop burns down, and he is forced to take jobs he is ill-suited for. The family sends Aziza to an orphanage. Then one day, Tariq appears outside the house. He and Laila are reunited, and their passions flare anew. When Rasheed returns home from work, Zalmai tells his father about the visitor. Rasheed starts to savagely beat Laila, so Mariam kills Rasheed with a shovel.


Laila and Tariq leave for Pakistan with the children. Mariam confesses to killing her husband and is executed. After the fall of the Taliban, Laila and Tariq return to Afghanistan. They stop in the village where Mariam was raised, and discover a package that Mariam's father left behind for her (trough Mullah Faizullah's son): a videotape of Pinocchio, a small pile of money and a letter. Laila reads the letter and discovers that Jalil regretted sending Mariam away. Laila and Tariq return to Kabul and fix up the orphanage, where Laila works as a teacher.


Huhu (a sad sound), a letter wrote by Jalil to Mariam is very touchy. A letter from father to daughter!


Mesti baca.

Sunday, 24 May 2009

3 Fiksyen Inspirasi

Saya telah berjanji dengan diri hampir sekian lama untuk membuat ulasan terhadap 3 buah buku ini. Fiksyen inspirasi yang menyuntik semangat dan kesedaran bahawa proses kejayaan bermula dari bawah dan ia ada di sepanjang jalan.

Walau bagaimanapun, saya tidak berani membuat ulasan lanjut, bimbang ulasan yang buruk akan menjejaskan persepsi terhadap buku yang sangat bagus. Dengan sistem penceritaan yang bersahaja, ia mampu mengekalkan minat pembaca.





Usaha keras, kecekalan dan kebergantungan terhadap Allah secara total menerusi watak di dalam kedua-dua novel adalah kunci kejayaan. Buku ini juga lebih banyak membawa pencerahan apabila saya turut membaca Silent Millionaire juga dalan versi Bahasa Malaysia; Jutawan Senyap.



3 buku gandingan mantap yang harus dibaca oleh orang muda!
Suburkan amalan membaca.

NOTA: Memandangkan saya berniat mahu meringankan muatan 'pengeposan' buku-buku dari Sabah ke Penang, jadi saya membekukan diri membeli buku, maka ketiga-tiga buku tersebut saya pinjam. heheee...Jutaan terima kasih kepada:

1. Ustaz Issraq, pensyarah bahasa arab saya: Chef
2. Intan Masyitah: Dari Kepala Batas ke N.H
3. Dr.Nurlyn: Silent Millionaire

Thursday, 5 February 2009

Travelog Dakwah Meniti Hari Esok



Sebuah buku tulisan Prof.Dr. Muhd Kamil Ibrahim telah selesai saya baca. Perasaan yang bercampur baur apabila membaca sebuah travelog yang ditulis penuh keikhlasan dan keinsafan. Ia adalah hasil lontaran hidayah Allah kepada sesiapa yang dikehendakiNya.

Travelog Dakwah Meniti Hari Esok bukan sekadar catatan hamba Allah yang baru mengenal Tuhan, tetapi ia jauh lebih signifikan dalam kehidupan saya. Ia adalah motivasi menjadi Muslim yang ‘benar’ dari sudut ibadah dan tujuan hidup, tujuan kita diciptakan dan paling utama adalah episod jalan pulang menuju Allah.

Syukur, pada satu aspek yang lain, saya merasa lebih bertuah daripada Prof Dr.Muhd Kamil. Saya menerima pendidikan al-Quran di usia muda, juga berpeluang mengikuti kelas qiraat suatu masa dahulu berbanding beliau yang mula mengenal huruf di usia 40-an. Namun saya kalah dalam menghayati isi al-Quran yang mulia itu, sisipan kalam suci di dalam travelog ini menyedarkan saya jahil dalam terang.


“Dia berdoa, wahai Tuhanku! Sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri, sebab itu, ampunilah aku! Lalu Tuhan mengampuninya, sesungguhnya, Tuhan itu pengampun dan penyayang” al-Qasas, ayat 16


amal harun
kolej kediaman a
88999 Kota Kinabalu

Saturday, 6 December 2008

Salju sakinah


Salju Sakinah novel tulisan Zaid Akhtar. Novel ini dipinjamkan oleh sahabatku Intan. Aku memerlukan 3 hari untuk menghabiskan pembacaan sebuah novel. Agak lama kerana aku kurang meminati novel dan telah menjadi penyakitku kalau membaca novel akan mengundang 'kemengantukan' seperti mengambil ubat batuk.

Eksperesi pertama melihat kulit novel ini, aku andaikan idea yang hendak dibawa oleh Zaid Akhtar adalah berat. Namun setelah membaca ia sama seperti novel cinta islami yang lain. Maaf kepada peminat novel ini, aku tidak pandai membuat ulasan buku. Aku cuba mencari tema utama ketika membaca mana-mana novel termasuk Salju Sakinah. Seperti novel lain, Salju Sakinah berkisarkan kehidupan mahasiswa, persahabatan, cinta dan hubungan kekeluargaan yang ditunjukkan oleh Sumayyah sebagai watak utama. Tidak ketinggalan hubungan anak murid dengan 'murabbi'nya.

Macam novel cinta islami yang lain, Salju Sakinah meng'high-light'kan adab berurusan dengan ajnabi (orang yang bukan mahram) dan bercinta selepas menikah. Agaknya Salju Sakinah menjadi tajuk novel sebab akhirnya Sumayyah menemui kebahagian dan disatukan dengan Naufal di musim salji.

3 bintang untuk buku ini. Kepada peminat novel Salju Sakinah anda tidak harus percaya kepada pendapat aku, ia pendapat peribadi sahaja kerana aku tidak begitu menghayati buku genre cinta. InsyaAllah mesej yang baik melalui pembacaan wajib kita ambil dan amalkan. Mungkin tiba saatnya kita cuba membaca bacaan yang lebih realistik, kandungan yang sedikit berat kerana sudah menjadi trend orang muda, sekadar membaca novel cinta atau majalah hiburan. Anda mampu mengubahnya.

amal harun
13200 kepala batas

Monday, 27 October 2008

Dari Beirut Ke Jerusalem



bermula dengan melayari internet, aku terjumpa buku ni. lalu aku pesan pada seorang sahabat di KL yang kebetulan nak ke Sabah. Almaklum, susah juga nak mencari buku gini kat sabah..dan paling istimewa dihadiahkan kat aku..jazakallah khairan kathira

jangan tertipu buku macam ni ditulis oleh penulis bukan muslim. Aku juga seperti Dr.Ang Swee Chai, merasakan isu Palestin hanya sekadar cipisan isu ummat Islam (minta maaf teruknya mentaliti aku masa tu). I a bukan isu ummat islam sahaja, malah maruah dan kemanusiaan dan lebih besar dari tu.

sendikit sinopsis yang aku petik d e-kedai.net. miliki buku tersebut, baca, hayati dan ubah sikap.

"Kehebatan Dr Ang Swee Chai, yang menulis pengalamannya dalam Dari Beirut ke Jerusalem di Lubnan pada tahun 1982 ketika kemelut sedang memuncak, bukan terletak pada keberaniannya untuk menggadai nyawa bagi menjadi sukarelawan perubatan, tetapi kegagahannya dalam mempersoalkan kepercayaan dan menguji keyakinan yang dipegangnya sebelum itu, sebelum meninggalkannya dan membina kepercayaan baru.


Daripada seorang yang mempercayai bahawa Pertubuhan Pembebasan Palestin (PLO) hanyalah sebuah pertubuhan tunggal dan cuma berminat dengan keganasan, Dr. Ang menjadi semakin dekat dengan organisasi itu, memahami kompleksitinya dan turut bersama-sama Persatuan Bulan Sabit Merah Palestin - yang merupakan sebahagian daripada PLO - untuk menggunakan kepakarannya sebagai seorang doktor.Sebelum misi itu, melalui tafsiran sempit agama yang sudah melupakan sisi kemanusiaan, beliau menyokong membabi buta negara Israel dan segala dasarnya, termasuk penindasan terhadap manusia lain yang tidak berdosa.


Keberanian Dr. Ang untuk mula meragui kepercayaan ini timbul setelah menonton laporan berita mengenai serangan Israel di Lubnan, yang kemudiannya membawa dirinya menjadi sukarelawan di Beirut. Persepsinya tentang siapa David dan siapa Goliath dalam konflik itu berubah selepas melihat sendiri bukti-bukti di depan mata.

Dalam prakata khas untuk edisi bahasa Malaysia buku ini Dr. Ang menulis: "Setelah berkali-kali memeriksa diri, saya membuat kesimpulan bahawa darah rakyat Palestin turut membasahi tangan saya. Sehingga ke saat itu saya masih berprasangka dan bersikap berat sebelah. Saya tidak boleh memaafkan diri sendiri dengan berlindung di sebalik kejahilan."


Selama berminggu-minggu sebelum berlakunya pembunuhan beramai-ramai itu, saya terlalu prejudis untuk mempercayai kisah-kisah yang diceritakan kepada saya oleh penduduk kem."

Seperti jurnal perang yang lain, buku yang diterjemahkan daripada bahasa Inggeris ini sarat dengan maklumat terperinci, daripada pengunduran PLO dari Beirut hingga kepada pembunuhan besar-besaran yang berlaku di Sabra dan Shatila pada tahun 1982 dan kerja-kerja yang dilakukannya sebagai sukarelawan dengan konflik yang berterusan menjadi latar.

Semuanya dari kaca mata seorang doktor yang melihat setiap tragedi kemanusiaan akan disusuli dengan pertambahan tugas untuk menyelamatkan nyawa.Kadang-kadang ia terlalu terperinci, tetapi sudah tentu sebagai seorang doktor, matanya tidak boleh lari daripada melihat sesuatu perkara itu dengan penuh ketelitian. Daripada berkhidmat sebagai doktor di negara maju yang lengkap dengan segala peralatan, Dr. Ang perlu berhadapan dengan kekurangan kelengkapan, termasuk bekalan air dan elektrik ketika menjalankan kerja-kerjanya di Beirut.Semua kekurangan ini tidak menghambat semangatnya untuk melaksanakan tanggungjawabnya.

Seperti doktor yang baik, beliau menggunakan segala kekurangan ini untuk menambahkan pengalamannya sebagai pemberi khidmat perubatan.Buku ini yang kali pertama diterbitkan pada tahun 1989 mengajak kita mengenali erti kemanusiaan yang sering tenggelam dalam peperangan akibat pergelutan ideologi yang menjadi lebih menonjol. Walaupun membincangkan antara konflik yang terpanjang di dunia, Dr. Ang tidak cuba mempromosi kebencian - satu sikap yang terpuji - sedangkan beliau sendiri berhadapan hampir setiap hari dengan mangsa-mangsa peperangan yang tidak boleh diselamatkan nyawanya akibat tindakan ganas.Melalui buku ini, Dr. Ang cuba menghidupkan semangat profesyen perubatan yang utama - usaha menyelamatkan nyawa.

Simpati yang ditunjukkan oleh Dr. Ang kepada mangsa peperangan lahir dari dalam dirinya, yang merupakan anak kepada dua orang mangsa Pendudukan Jepun di Malaya. Latar belakang beliau ini kemudian menjadikannya wanita yang kuat semangat, menjadi doktor di Singapura sebelum berpindah ke England dan menjadi perunding ortopedik di London.Minatnya terhadap kerja-kerja perubatan sukarelawan di wilayah bergolak itu kemudian membawa kepada penubuhan Medical Aid for Palestinan yang turut diusahakan bersama-sama suaminya, Francis Khoo dan rakan-rakan yang lain yang bersefahaman dengannya.

Walau apapun yang berlaku di Sabra dan Shatila sudah banyak diperkatakan dan diketahui umum, terjemahan catatan perang ini sempena ulang tahun ke-25 tragedi kemanusiaan itu sangat penting bagi mengingatkan penduduk di rantau sebelah sini bahawa pergolakan masih belum tamat dan banyak yang perlu dipelajari daripada peristiwa pembunuhan beramai-ramai itu."

Ikuti kisah dr.ang swee chai, kisah penghuni shabra shatilla.........

sehingga kini, buku tersebut entah ke mana, sebab ramai yang nak pinjam dan baca. InsyaAllah, semoga Allah kurniakan pahala kepada sahabat yang menghadiahkan buku tersebut. Yang penting kena banyak membaca!

ada lagi 1 buku yang disyorkan untuk semua peringkat umur, tak kira sebagai anak atau ibu bapa kepada anak.