Ini tazkirah ramadhan malam 8 ramadhan.
Wahsyi, pembunuh Hamzah, pakcik tersayang Rasulullah saw. pernah ragu-ragu masuk Islam, karana takut dosanya tidak akan terampuni dan taubatnya tidak diterima oleh Allah swt. Namun, setelah mendapat jawapan dari Rasulullah saw. berdasarkan ayat-ayat al-Qur’an, tanpa ragu dia pun masuk Islam dan bertaubat menuju ke Madinah.
Dari Ibnu Abbas ra. Berkata, “Sesungguhnya Wahsyi, pembunuh Hamzah ra. pakcik Rasulullah saw. Menulis surat kepada Rasulullah saw. dari Mekkah, yang menyebutkan bahwa sesungguhnya aku ingin masuk Islam, namun yang menjadi penghalangku dari masuk Islam, adalah ayat Al-Qur’an yang turun kepada Anda, yaitu firman Allah swt.,
“Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barangsiapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa (nya), (Al-Furqan; 68).
Aku telah melakukan tiga perkara itu. Sekarang apakah aku berpeluang untuk bertaubat?
Kemudian turun firman Allah swt.,
“kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (Al-Furqan; 70). Rasulullah saw. pun membalas surat Wahsyi dengan ayat itu. Wahsyi menulis surat lagi yang isinya menyebutkan tentang syarat taubat, yaitu beramal shaleh, dan aku tidak tahu apakah aku dapat melakukan amal shaleh atau tidak?
Kemudian turun firman Allah swt., “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain dari syirik itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya. (An-Nisa: 116).
Rasulullah saw. pun membalas surat Wahsyi dengan ayat itu. Wahsyi menulis surat lagi yang isinya menyebutkan tentang syarat taubat yang juga terdapat dalam ayat tersebut, dan aku tidak tahu apakah aku mendapatkan ampunan atau tidak?
Kemudian turun firman Allah swt., “Katakanlah: Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Az-Zumar; 24).
Rasulullah saw. pun membalas surat Wahsyi dengan ayat itu. Wahsyi tidak lagi melihat ada syarat dalam ayat tersebut, maka dia pun bertolak menuju Madinah dan masuk Islam.” Keadilan dan kebijakan Allah swt. menentukan bahwa setiap bani Adam berdosa, sebagaimana disebutkan dalam hadits Rasulullah saw. dari Anas bin Malik, Rasulullah saw. Bersabda, “setiap anak Adam bersalah, dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah orang-orang yang bertaubat”. (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, Al-Hakim ).
Namun, Allah swt. tidak zhalim terhadap manusia. Ketika mereka berpeluang untuk bersalah, maka Allah swt. membuka lebar-lebar pintu taubat untuk membersihkan dosa-dosanya. Oleh karena itu, Allah swt. telah mewajibkan taubat atas setiap hamba-Nya. Allah swt.
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah – Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengatahui. Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal. (Ali Imran: 133-136)
Rasulullah saw. mengilustrasikan keutamaan taubat dalam haditsnya mengenai diri beliau sendiri, “Aku adalah nabi taubat dan nabi yang penuh kasih sayang”. (HR. Muslim). Rasulullah saw. juga menggambarkan orang-orang yang bertaubat kepada Allah swt., bahwa mereka di sisi Allah swt. sangat mulia dan Allah swt.
Jadi ramadhan ini titik permulaan kita untuk memperbaharui niat, berusaha jadi lebih baik, semoga jadi hamba yang mengharap redha dan kasih penciptanya.
Catatan 9 Ramadhan 1431 H
Sungguh banyak dosa..
W.P Labuan