mereka mencalonkan dirimu untuk suatu perkara, seandainya kau memahaminya, maka jagalah dirimu dari hal-hal yang hina...hassan al-banna
Friday, 30 July 2010
Sekatan di halkum
Wednesday, 28 July 2010
Hati yang Empty
Siapakah orangnya yang (mahu) memberikan pinjaman kepada Allah sebagai pinjaman yang baik (yang ikhlas) supaya Allah melipatgandakan balasannya dengan berganda-ganda banyaknya? Dan (ingatlah), Allah jualah Yang menyempit dan Yang meluaskan (pemberianrezeki) dan kepadaNyalah kamu semua dikembalikan [2:245]
Dan tiadalah sesuatupun dari makhluk-makhluk yang bergerak di bumi melainkan Allah jualah yang menanggung rezekinya dan mengetahui tempat kediamannya dan tempat dia disimpan. Semuanya itu tersurat di dalam Kitab (Luh Mahfuz) yang nyata (kepada malaikat-malaikat yang berkenaan) [11:6]
Allah memewahkan rezeki bagi sesiapa yang dikehendakiNya dan Dia juga yang menyempitkannya dan mereka (yang ingkar) [13:26]
Sesungguhnya Tuhanmu lah yang meluaskan rezeki bagi sesiapa yang dikehendakiNya (menurut undang-undang peraturanNya) dan Dia juga yang menyempitkannya (menurut yang demikian). Sesungguhnya Dia Maha Mendalam pengetahuanNya, lagi Maha Melihat akan hamba-hambaNya [17:30]
Kami tidak meminta rezeki kepadamu, (bahkan) Kamilah yang memberi rezeki kepadamu dan (ingatlah) kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa [20:132]Benarlah kata-kata Allah...
p/s: Jangan cepat mengeluh bila berada dalam kesempitan. Yakinlah dengan pertolongan Allah.
Sunday, 18 July 2010
Sebelum anda mengambil keputusan besar itu
saya pernah terbaca buku ini, ia mungkin sangat berguna kepada mereka yang bakal membuat keputusan menikah. Keputusan yang dibina atas dasar kesediaan diri dan bukan sekadar angan-angan idealistik.
Minimal ada 4 hal yang harus dimiliki oleh seseorang ketika ia ingin memasuki gerbang pernikahan:
1Kesiapan Pemikiran
2Kesiapan Psikologis
3Persiapan Fisik
4Persiapan Finansial
KESIAPAN PEMIKIRAN
1mempunyai kematangan visi keislaman
2mempunyai kematangan visi kepribadian
3mempunyai kematangan visi pekerjaan
KEMATANGAN VISI KEISLAMAN
Artinya, mempunyai dasar-dasar pemikiran yang jelas tentang identitas ideologinya.
Artinya, mengetahui MENGAPA ia menjadi muslim
“Di dalam hidup ini, kita akan sesekali menghadapi banyak alternatif. Saat itu, kita akan banyak menghadapi masalah yang pemecahannya sangat ditentukan oleh kematangan pengetahuan tentang MENGAPA kita menjadi muslim, sehingga kita mampu dihadapkan pada berbagai pilihan dalam kehidupan riil.”
KEMATANGAN VISI KEPRIBADIAN
Artinya, mempunyai konsep diri yang jelas
Artinya, mengetahui apa kelemahan dan kekuatannya, apa ancaman yang bisa meruntuhkan dirinya, tahu peluang berdasarkan potensi yang ada dalam dirinya.
“Pemahaman diri yang benar tentang diri sendiri akan melahirkan penerimaan diri yang baik. Membuat kita menerima diri secara apa adanya. Tidak menganggap diri kita melebihi kapasitasnya atau kurang dari kapasitasnya.”
“Saya sarankan pada Anda yang belum menikah, bahwa ketika kita mencari pasangan, jangan pernah bermimpi mencari pasangan yang ideal, tapi carilah PASANGAN YANG TEPAT.”
“Kita tidak sedang berpikir mencari istri atau suami yang unggul. Carilah istri yang tepat dengan bingkai kita, dengan kepribadian kita.”
“Sebab ternyata,
tidak semua orang cerdas membutuhkan orang yang cerdas lain,
tidak semua orang gagah membutuhkan wanita cantik,
tidak semua orang hebat membutuhkan orang hebat.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh banyak orang, menemukan bahwa kebanyakan orang besar dalam sejarah, ternyata memiliki pasangan yang bersahaja dan sangat sederhana.”
Kalau kita mampu menerima diri kita dengan baik, setelah menikah pada umumnya kita juga mampu menerima pasangan kita dengan baik.
INGAT!!!!
Bukan istri atau suami yang unggul.
Tapi,
Istri atau suami yang TEPAT.
KEMATANGAN VISI PEKERJAAN
Yusuf Qardhawi: “Pertama ada ilmu lalu iman. Ilmu menghasilkan iman. Iman menghasilkan kekhusyukan. Inilah yang menggerakkan hati untuk beramal.”
Ilmu yang terkait dengan perkawinan:
1hak dan kewajiban suami-istri
2masalah pendidikan (anak)
3masalah kesehatan
4masalah seksual
KESIAPAN PSIKOLOGIS
Artinya, kematangn tertentu secara psikis untuk menghadapi berbagai tantangan besar dalam hidup, untuk menghadapi tanggung jawab, untuk menghadapai masa-masa kemandirian.
“Kesiapan psikologis pada keseimbangan emosi di dalam jiwa kita. Ambivalensi dari rasa takut dan rasa berani. Ambivalensi dari rasa cinta dan benci. Ambivalensi antara harapan dan realisme.”
Paling sering kita alami dalam pernikahan adalah fluktuasi emosi yang cepat ketimbang saat kita masih bujang.
Sebagai istri, kata Rasulullah, kalau dilihat suaminya, ia menggembirakan. Seorang istri membutuhkan kemampuan psikologis luar biasa untuk setiap saat mampu melakukan 3 pekerjaan sekaligus: SEKRETARIS, RESEPSIONIS, PRAMUGARI.
KEMATANGAN FISIK
Kematangan fisik menjadi persyaratan mutlak dalam sebuah perkawinan
(komentar Diana nih: kadang pa Anis Matta tuh bombastis, tapi gerrr juga jadinya : ), lihat nih pernyataan beliau di bawah ini)
“Fisik yang perlu kita perhatikan bukan berarti harus membuat orang tertarik. Cukuplah bila tidak membuat orang lari ketika melihat kita.”
Olahraga yang dianjurkan dalam Islam: menunggang kuda (kekuatan), berenang (kecepatan), dan memanah (kejelian).
KESIAPAN FINANSIAL
Artinya, perkawinan juga kerja ekonomi, bukan sekedar kerja cinta.
“Seorang wanita juga perlu mempertanyakan kepada calon suaminya tentang masalah finansial. Tidak berarti bahwa wanita itu materialistis. Tidak demikian. Seorang wanita perlu yakin bahwa suami yang mampu mengatakan I Love You 1000x sehari juga bisa memberikan susu bagi anak-anaknya. Paling bagus, beri susu buat anak-anak, nafkah buat istri, lalu katakan I Love You. Anda bisa memberikan susu, tapi tidak mengatakan I Love You, itu juga salah. Dua-duanya perlu.”
“Kita harus melihat sesuatu dengan rasional. Unsur Romantika sangat penting ada karena akan membuat hidup jadi indah. Romantika yang bagus dibangun di atas Realisme. Realisme tapi juga Romantis. Realistis tapi tidak Romantis, jadi kaku.”
(komentar Diana: pa Anis Matta ini, dalam catatan di kepalaku, masuk sebagai yang nomor dua dalam daftar suami-suami romantis : ), yang nomor satunya Aa Gym. Bapakku sendiri memang bukan yang tipe romantis, walaupun beliau baik banget. Semoga kelak suamiku adalah suami romantis, kalau pun engga, ntar akan di-training intensive hihi.. ^_^)
MENJALIN KEHARMONISAN
Perasaan ibadah melekat di dalam pikiran setiap orang yang ada di dalam rumah itu, sehingga misi kemudian membentuk satu muatan bahwa setiap anggota rumah adalah orang yang berjalan menuju Allah SWT.
Dengan nuansa ibadah, kita akan menemukan pengorbanan. Semua keringat yang keluar adalah sumber utama kenikmatan di dalam hidup, suatu kegembiraan jiwa.
Agar mampu membangun keharmonisan, setiap orang haruslah memiliki kemampuan ntuk memahami orang lain. Anda tidak mungkin mampu memahami orang lain dengan baik, kecuali jika Anda telah lebih mampu memahami Anda sendiri.
Sebenarnya struktur kejiwaan manusia memiliki berbagai kesamaan. Apa yang menggembirakan kita pada umumnya juga menggembirakan orang lain.
Kemampuan MENCINTAI dengan arti bahwa Anda menerima orang lain apa adanya, menerima secara utuh dengan segala kelebihan dan kekurangannya, kekuatan dan kelemahannya.
Pada tingkat berikutnya, kita menginginkan kebaikan bagi orang itu. Apapun yang kita lakukan, selalu berorientasi agar orang menjadi lebih baik.
Memberikan waktu kita bagi orang lain. Perhatian dan keinginan yang lebih banyak untuk membahagiakan. Kemampuan MEMPERHATIKAN merupakan kemampuan jiwa yang luar biasa besarnya.
Berbagai teknik berhubungan, muncul dari kemampuan dasar. Kemampuan memperhatikan, memahami, mencintai, mengembangkan diri, dst. Untuk memiliki kemampuan dasar, ketrampilan utamanya adalah KETRAMPILAN KOMUNIKASI. Ketrampilan ini lahir dari pengetahuan kita tentang jiwa manusia.
Perasaan kita tentang orang lain, diungkap setiap saat, baik suka pun tidak suka. Nyatakan cinta Anda dengan tindakan dan kata-kata. Bahkan pujian sekalipun, jelas kita semua sedang beribadah. Kelelahan akan berkurang kalau kita mendengar berita gembira, artinya, sebelum mendapatkan di surga, sebaiknya kita mendapatkan di dunia.
Rasulullah mengajak kita unytuk memenuhi rumah dengan panggilan yang indah dan kalimat-kalimat yang baik.
“Setelah saya renungi, mengapa Islam perlu menyatakan secara verbal, hikmah yang saya temukan adalah ternyata setiap kita membutuhkan penguatan dari waktu ke waktu.”
Yang penting bagi kita mulanya, bukan mencari pasangan yang baik, tetapi berusaha untuk menjadi pasangan yang baik.
PENUTUP
Selain keterarahan, keharmonisan, konsistensi dan berbagai sarana fisik, jangan lupakan misi sebuah rumah tangga Islami.
Keluarga dimulai dari 2 orang yang bertemu menjadi suami-istri, kemudian bertambah anggotanya dengan anak-anak yang lahir. Keluarga ini harus mengupayakan agar setiap anggota memiliki misi yang sama.
Bila misi yang sama telah tertanam di dada, maka setiap orang yang ada di keluarga itu akan merasakan bahwa rumah tangga ini hanyalah satu perahu dari sekian banyak perahu yang berlayar menuju Allah SWT.
Judul Buku: Sebelum Anda Mengambil Keputusan Besar Itu
Penulis: H.M. Anis Matta, Lc
Penerbit: Syamil, Maret 2003
where is the happiness
During their lives, people have a variety of targets and plans they would like to fulfill. Although apparently different at first glance, these targets coincide at a basic level. At the basic level people wish to lead their lives in happiness and tranquility by obtaining as many advantages as they can; the happiness and comfort they enjoy being proportionate to the size of the advantages they obtain. In this sense, everyone aims to reach this common goal, following different paths and using different methods, and expending throughout their lives a great deal of effort in pursuit of this purpose. However, achieving everything they want and reaching targets still do not change the end result: a melancholy life filled with unhappiness and the troubles it brings with it... except for the true believers, who seek Allah's approval and are aware that their true abode is in the Hereafter.
In present day life a large number of people complain because they have been totally unable to achieve true peace and because despite their efforts and their attempts at happiness, they are not happy at all. The reason why people end up in such a predicament is because they try to find happiness in the wrong places and with the wrong people. For some, happiness is the material wealth they obtain, being able to spend their money as they like, buy whatever they want and consume more and more each day. For people like this, consumption, experiencing every beauty and pleasure, is the greatest source of happiness in their lives. Such desires are like a bottomless well-they never come to an end. Because of their desires people emerge who are never satisfied with anything they obtain, who always want more and better and who believe that they will be able to live happier lives if they acquire more things, and better things. However, these efforts only gain them a temporary happiness.
The Qur'an states:
On the Day when those who disbelieved are exposed to the Fire: "You dissipated the good things you had in your worldly life and enjoyed yourself in it. So today you are being repaid with the punishment of humiliation for being arrogant in the Earth without any right and for being deviators." (Surat al-Ahqaf: 20)
In this verse Allah tells us that false happiness such as this which has been gained in the life of this world with greed and ingratitude, will become endless misery in the Hereafter.
For some, happiness is being known and admired, someone whose favor or company is sought by everyone. Such people want to be admired and imitated in everything they do. They are happy so long as they succeed in this, and manage to ingratiate themselves with others and remain the center of attention.
For others, happiness is escape even for a short time from the troublesome and monotonous life they lead and its problems. In order to be happy, they have to make a string of changes to their lives. They have to be unusual, dress differently, lead a "fringe" existence and try everything that is different. Or they have to see and explore different places and get to know new people. People such as these derive great pleasure from being regarded as different and enjoy the attention they attract as a result of this. They believe that by acting in this way they will make their lives more colorful and protect themselves against the unhappiness they feel. To sum up, for people of this kind happiness means "change" or "being different."
However, the happiness achieved by all these people is false and fleeting. It only exists in the moment and when the moment is over the happiness they feel passes with it and the person again returns to his troubled and monotonous life. Nothing has changed; the person has been comforted only for a short time. Since these people do not know the secret of happiness, the end they come to, whether a day, a month or a year later, is invariably the same. We are told of the situation of such people who, during their lives, forget Allah and the Hereafter and live entirely according to their own desires and passions:
Their likeness is that of people who light a fire, and then when it has lit up all around them, Allah removes their light and leaves them in darkness, unable to see. (Surat al-Baqara: 17)
Allah tells us that people who distance themselves from His guidance, He "… leaves them in darkness, unable to see." People who do not submit to the commands of Allah Who created them and live forgetful of our Lord will, because of this, find themselves frustrated by Allah at every turn in their efforts to achieve happiness. Our Prophet (saws) has pointed out that gains in this world are temporary and that true gain means directing oneself towards the Hereafter:
"People! The world is a good given in advance. Both the good and evil takes its share from it. The Hereafter is, on the other hand, a devoted promise. There, the Malik, Who has power over all things, rules. The just always prevails and the unjust vanishes. People! Be the sons of the Hereafter, avoid being the servants of this world. The son is subject to his mother. (In other words, if you become a son of this world, you will deserve to be ruined like the world) Have fear in Allah while engaging in your deeds. Be aware that your deeds will encounter you. And again you will definitely meet Allah. Whoever does an atom's weight of good will see it and whoever does an atom's weight of evil will see it." (Ahmad Diya'al-Din al-Kamushkhanawi, Ramuz al-Ahadith, vol.1, 184/4)
However, let us first briefly examine the reasons why people who live in denial of the truths revealed by Allah in the Qur'an, who we will refer to as "the society of the ignorant," are continually troubled and unhappy.
Thursday, 8 July 2010
Malam Amal Palestin KML 2010
8.00 mlm : Majlis Perasmian dan pelancaran Tabung Aman Palestin
Oleh : Pengarah Kolej Matrikulasi Labuan
8.15 mlm : Ucapan Wakil Aman Palestin
8.30 mlm : Ceramah 1
Tajuk : Palestin : Bumi Suci Yang Dinodai
Oleh : Wakil Aman Palestin
9.30 mlm : Tayangan Multimedia
9.45 mlm : Persembahan Sketsa
10.00 mlm : Persembahan Nasyid, puisi
10.15 mlm : Bacaan Doa Qunut Nazilah
10.30 mlm : Bersurai